Minggu, 06 November 2011


ISLAM DAN SIFAT DASARNYA

A.   Islam dan Penamaannya
Sedikit saya akan menyinggung tentang kata-kata fitnah yang dikeluarkan oleh para orientalis. yang mengatakan bahwa agama islam merupakan Muhammadisme karena di bawa oleh nabi Muhammad SAW, tetapi hal tersebut merupakan sebuah fitnah besar bagi agama islam karena sudah jelas bahwa agama islam itu merupakan made in Allah bukan made in Muhamad. sebagaimana dijelaskan dalam  Qs.Al-maidah ayat 3 :


pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa agama islam itu sama sekali bukan made in Muhammad melainkan made in Allah SWT. Sejenak kita mundur melihat sejarah masa lalu di jaman  para nabi sebelum nabi Muhammad SAW, bahwa pada saat itu syariat islam sudah ada, contoh diantaranya nabi Nuh melaksanakan puasa, nabi Adam mengucapkan kalimat syahadat disaat dia menikah dengan siti Hawa, dan lain sebagainya. Sedang nabi Muhammad sendiri pada dasarnya diutus bukan untuk membawa syariat islam melainkan untuk memperbaiki akhlak manusia.

 B.   Islam dan Pengertiannya
Agama secara istilah (terminologi) dapat diartikan agama yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi yang mengajarkan dan mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta, yang meliputi pokok-pokok kepercayaan dan aturan-aturan hukum yang ajarannya disempurnakan oleh Allah disaat diutusnya nabi Muhammad SAW.  
C.   Sifat Dasar Islam
Sifat dasar islam merupakan keistimewaan islam yang membedakan dengan agama-agama lainnya. Diantaranya :
1.      Islam Mengajarkan Ketauhidan
Salah satu keistimewaan agama islam yang tidak akan pernah dimiliki oleh agama non islam ialah tentang tauhid, yang mengajarkan kepada pemeluknya agar hanya mengimani bahwa Allah itu tunggal, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan apalagi mempunyai sekutu. Hal tersebut Sesuai denga firman Allah SWT dalam Qs. Al-ikhlas ayat 1- 4

Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

D.   Kerangka Dasar-Dasar Agama
Endang Saefudin Anshari menjelaskan bahwa kerangka dasar ajaran islam terdiri dari aqidah,syari’ah,dan akhlak.
1.      Aqidah
Kata aqidah sering diidentikan dengan keimanan atau kepercayaan yang mempunyai makna dan cakupan yang sangat luas sekali diantaranya :
1.1  Meyakini rukun iman dengan sepenuh hati tanpa ada sedikitpun keragu-raguan.
1.2  Adanya pengakuan/pengucapan secara lisan
1.3  Terwujud dalam prilaku sehari-hari
Jika ketiga syarat ini tidak terpenuhi dalam diri seseorang, maka belum  dikatakan orang yang beriman. Karena orang yang mengaku dirinya muslim belum tentu ia termasuk kategori orang yang beriman, dan sebaliknya orang yang beriman sudah pasti ia terkategori sebagai seorang muslim.
2.      Syari’ah
Syari’ah dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu :
2.1  Ibadah, yaitu tentang bagaimana hubungan manusia dengan Allah. Dan ibadah dibagi dalam dua kategori, yaitu ibadah mahdhoh dan ghair mahdhoh.
2.2   Muamalah, yaitu sebuah aturan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup baik bersifat primer, sekunder maupun tersier.
3.      Akhlak
Secara garis besar akhlak dalam islam mencakup :
3.1  Akhlak manusia kepada Allah
3.2  Akhlak manusia kepada diri sendiri dan keluarga
3.3  Akhlak manusia kepada sesama manusia
3.4  Akhlak manusia terhadap lingkungan
E.    Metode Pemahaman Studi Islam
Menurut Mukti Ali, ada tiga jenis pendekatan yang telah dipergunakan untuk memahami ajaran islam, yaitu pendekatan naqli (wahyu),aqli (rasio), dan kasyfi (mistik).
1.      Perspektif dalil naqli / wahyu
Metode dalil naqli ini adalah metode memahami ajaran islam dengan merujuk langsung pada makna Alquran tanpa melihat rasio dan pemikiran yang lain.
2.      Perspektif dalil aqli / rasio
Sedangkan yang kedua ini memahami islam dengan lebih mengedepankan rasio, sehingga terkadang dalil naqli pun harus diterima secara rasional.
3.      Perspektif dalil kasyfi / mistik
Metode ini dipergunakan oleh para sufi untuk memperoleh pengetahuan secara langsung dari Allah dengan intuisi sebagai instrumennya dan bukan melalui nalar.